Pengorganisasian MAteri Ajar


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada dasanya pengorganisasian termasuk dalam kegiatan penyusunan rencana untuk menciptakan hubungan kerja antar personal dalam suatu kegiatan organisasi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa fungsi pengorganisasian merupakan fungsi perencanaan. Dalam perencanaan dilakukan pengelompokan bidang bidang kerja dalam ruang lingkup kegiatan tertentu. Pengelompokan bidang kerja ini harus dapat menciptakan hubungan kerja yang jelas agar antara satu bidang dengan bidang lainnya serta masing-masing bidang tersebut saling melengkapi sehingga tidak terjadi tumpang tindih dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Pengorganisasian materi pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, pengorganisasian pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, Pengorganisasian pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem, Pengorganisasian pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.
Sementara itu pengorganisasian materi pembelajaran sebagai proses adalah pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran unuk menjamin kualitas pembelajaran. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum yang digunakan. Dengan demikian dapat disimpulkan Pengorganisasian materi pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang “perlakuan” berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas.
B.     Rumusan Masalah
1.    Bagaimana pengertian pengorganisasian materi ajar?
2.    Bagaimana pengorganisasian materi ajar yang runtut, sistematis, dan sesuai dengan alokasi waktu?
3.    Bagaimana pemilihan pengorganisasian materi ajar?
4.    Bagaimana penerapan pengorganisasian materi ajar yang tepat?
5.    Bagaimana metode dalam pengorganisasian materi ajar?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Dapat menjelaskan pengertian pengorganisasian materi ajar.
2.      Dapat menjelasakan pengorganisasian materi ajar yang runtut, sistematis, dan sesuai dengan alokasi waktu.
3.      Dapat mengetahui pemilihan pengorganisasian materi ajar.
4.      Dapat mengetahui penerapan pengorganisasian materi ajar yang tepat.
5.      Dapat mengetahui metode dalam pengorganisasian materi ajar.








BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Pengorganisasian Materi Ajar
Menurut Drs. Ngalim Purwanto, MP, dalam bukunya Administrasi dan Supervisi Pendidikan hlm. 16, organisasi adalah aktifitas menyusun dan membentuk hubungan sehingga terwujudlah kesatuan usaha dalam mencapai maksud dan tujuan pendidikan.[1]
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian materi ajar adalah pola atau bentuk penyusunan materi ajar yang akan disampaikan kepada murid-murid.
Pengorganisasian materi pada hakekatnya adalah kegiatan mensiasati proses pembelajaran dengan perancangan/rekayasa terhadap unsur-unsur instrumental melalui upaya pengorganisasian yang rasional dan menyeluruh.
Pengorganisasian bahan ajar hendaknya:
1)        Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, baik perkembangan pengetahuan, cara berfikir, maupun perkembangan sosial dan emosionalnya;
2)        Dikembangkan dengan memperhatikan kedekatan dengan peserta didik, baik secara pisik maupun psikis;
3)        Dipilih yang bermakna dan bermanfaat bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari;
4)        Bersifat fleksibel, yaitu memberi keluasan bagi guru dalam memilih metode dan media pembelajaran;
5)        Mengacu pada pembentukan kompetensi dasar tertentu secara jelas.[2]
B.       Pengorganisasian Materi Ajar yang Runtut, Sistematis, dan Sesuai dengan Alokasi Waktu
1.      Runtutan Pengorganisasian Materi Ajar
Mengenai urutan pengamalan belajar yang harus diberikan pada peserta didik harus ditentukan menurut jalan pikiran yang terkandung dalam mata pelajaran, yaitu:
a)        mulai dari satuan-satuan pelajaran yang paling mudah dan berangsur-angsur menuju kepada isi yang sukar dan rumit.
b)        bahwa urutan ditentukan oleh cara-cara yang paling baik dalam mengajarkan tiap mata pelajaran yang dapat ditemukan dengan jalan melakukan studi ilmiah.
c)        urutan atau susunan mata pelajaran bukan harus ditentukan dalam mata pelajaran melainkan para pelajar atau murid itu sendiri dan urutan atau susunannya harus ditentukan menurut kebutuhan-kebutuhan anak-anak dan para remaja yang menjadi matang dalam kebudayaan.[3]
Kronologis pengorganisasian materi pembelajaran itu mencakup tiga tahap kegiatan yaitu:
a.     Perencanaan,
Perencanaan terdiri dari:
1)        Perencanaan per satuan waktu
Perencanaan per satuan waktu terdiri dari program tahunan dan program  semester/caturwulan.
Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut.
2)     Perencanaan per satuan bahan ajar.
Perencanaan per satuan bahan ajar dibuat berdasarkan satu kebulatan bahan ajar yang dapat disampaikan dalam satu atau beberapa kali pertemuan.
Merencanakan kegiatan pembelajaran adalah sebuah hal yang wajib dilakukan demi suksesnya pembelajaran yang akan dilakukan. Perencanaan pembelajaran menurut Ibrahim merupakan kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikan, serta alat atau media apa yang diperlukan.
Pendapat lain mengenai perencanaan pembelajaran adalah kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran (PBM) yaitu dengan mengkoordinasikan (mengatur dan merespon) komponen-komponen pembelajaran sehingga arah kegiatan (tujuan), isi kegiatan (materi), cara penyampaian kegiatan (metode dan teknik), serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) menjadi jelas dan sistematis.
b.    Pelaksanaan
Pelaksanaan terdiri dari langkah-langkah pembelajaran di dalam atau di luar kelas, mulai dari:
·         Pendahuluan,
yang berisi penjelasan tentang hal yang dapat diharapkan oleh murid dari pelajaran saat itu.
Pendahuluan merupakan kegiatan awal pembelajaran yang memiliki tujuan mengondisikan siswa pada kesiapan menerima pelajaran. Kegiatan yang dilakukan untuk mengondisikan siswa ini dapat berupa pemberian motivasi belajar siswa dan upaya memfokuskan siswa pada pelajaran yang akan disampaikan. Dengan kata lain kegiatan pendahuluan dapat disebut juga tahap situasional.
·         Penyajian,(inti)
Berisi uraian bahan pengajaran baru yang disiapkan untuk pelajaran saat itu. Bahan tersebut terbagi dalam beberapa pokok masalah.[4]
Kegiatan ini merupakan proses pemberian pembelajaran sesuai dengan KD yang hendak dicapai. Kegiatan inti ini harus dirinci sedemikian rupa agar siswa benar-benar memahami KD yang hendak dicapai. Perincian tersebut termuat dalam pembagian kegiatan inti inti menjadi tiga tahap. Yaitu:
Ø  Eksplorasi
Ø  Elaborasi
Ø  Konfirmasi
Dengan ketiga tahap di atas siswa akan mendapatkan pemahaman  kuat, karena siswa tak hanya menerima dari guru saja melainkan siswa  terlibat aktif dalam pemerolehan pemahaman dan pengusaan KD.
·         Penutup,
Penutup merupakan kegiatan akhir pembelajaran. Menutup pelajaran tidak hanya sekedar mengakhiri pelajaran dengan salam, tetapi di sini adalah penekanan/penguat terhadap apa yang telah diperoleh siswa selama mengikuti pembelajaran. Guru memberikan simpulan terhadap apa yang telah dipelajari. Hal ini dilakukan agar siswa menjadi lebih yakin terhadap pemahaman yang telah siswa peroleh, karena pada dasarnya siswa akan lebih paham terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
c.       Penilaian
Merupakan proses yang dilakukan terus menerus sejak perencanaan, pelaksanaan, dan serta pelaksanaan pembelajaran pertemuan satuan bahan ajar, maupun satuan waktu.[5]
2.      Sistematika Pengorganisasian Materi Ajar
Bentuk  kongkret sebuah perencanaan pembelajaran saat ini yaitu berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (rpp) dan silabus. Rencana pelaksanaan pembelajaran dan silabus sekurang-kurangnya berisi tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar siswa.
a)    Silabus
Silabus merupakan rencana pembelajaran yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber / bahan / alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok / pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Pengembangan silabus dilakukan oleh satuan pendidikan dengan berdasar pada standar isi dan standar kompetensi kelulusan dan kurikulum yang berlaku.
Kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan silabus untuk setiap bidang studi pada berbagai satuan pendidikan, antara lain:
a)        mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar serta tujuan setiap bidang studi.
b)        mengembangkan kompetensi dasar dan materi standar yang diperlukan dalam pembelajaran.
c)        mendeskipsikan kompetensi dasar serta mengelompokkannya sesuai dengan ruang lingkup dan urutannya.
d)       mengembangkan indikator untuk setiap kompetensi serta kriteria pencapaiannya, dan mengelompokkannya sesuai dengan ranah pengetahuan, pemahaman, kemampuan (keterampilan), nilai, dan sikap.
e)        mengembangkan instrumen penilaian yang sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi.[6]
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
Berikut disajikan kata-kata operasional yang dapat digunakan untuk indikator kompetensi, baik yang menyangkut kognitif, afektif, maupun psikomotorik (Moore, 2001: 92-94, Rosyada, 2004: 140-142).[7]
No
Aspek
Kompetensi
Indikator Kompetensi
01
Kognitif
Knowledge (Pengetahuan)




Comprehension (Pemahaman)







Application (Penerapan)




Analysis (Analisis)

Synthesis (Sintesis)



Evaluation (Evaluasi)
Menyebutkan, menuliskan, menyatakan, mengurutkan, mengidentifikasi, mencocokkan, memberi nama, memberi label, melukiskan.
Menerjemahkan, mengubah, menggeneralisasi, menguraikan, menuliskan kembali, merangkum, membedakan, mempertahankan, menyimpulkan, mengemukakan pendapat, dan menjelaskan.
 Mengoperasikan, menghasilkan, mengubah, mengatasi, menggunakan, menunjukkan, mempersiapkan, dan menghitung.
 Menguraikan, membagi-bagi, memilih, dan membedakan.
Merancang, merumuskan, menhorganisasikan, menerapkan, memadukan, dan merencanakan.
Mengkritisi, menafsirkan, mengadili, dan memberikan evaluasi.
02
Afektif
Receiving (Penerimaan)

Responding (Menanggapi)


Valuing (Penanaman Nilai)

Organization (Pengorganisasian)


Characterization (Karakterisasi)
Mempercayai, memilih, mengikuti, bertanya, dan mengalokasikan.
Konfirmasi, menjawab, membaca, membantu, melaksanakan, melaporkan, dan menampilkan.
Menginisiasi, mengundang, melibatakan, mengusulkan, dan melakukan.
Memverifikasi, memyusun, menyatukan, menghubungkan, dan mempengaruhi.
Menggunakan nilai-nilai sebagai pandangan hidup, mempertahankan nilai-nilai yang sudah diyakini.
03
Psychomotor Gerak Jiwa
Observing (Pengamatan)



Imitation (Peniruan




Practicing (Pembiasaan)


Adapting (Penyesuaian)
Mengamati proses, memberi perhatian pada tahap-tahap sebuah perbuatan, memberi perhatian pada sebuah artikulasi.
Melatih, mengubah, membongkar sebuah stuktur, membangun kembali sebuah struktur, dan menggunakan sebuah model.
Membiasakan perilaku yang sudah dibentuknya, mengontrol kebiasaan agar tetap konsisten.
Menyesuaikan model, mengembangkan model, dan menerapkan model.

Standar kompetensi dan kompetensi dasar merupakan arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Sedangkan dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan standar proses dan standar penilaian.[8]
Pada hakekatnya pengembangan silabus harus mampu menjawab pertanyaan sebagai berikut:
1)      Kompetensi apakah yang harus dimiliki oleh peserta didik?
2)      Bagaimana cara membentuk kompetensi tersebut?
3)      Bagaimana mengetahui bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi tersebut?[9]
b)    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalan standar isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan  penjabaran lebih lanjut dari silabus yang pengembangannya harus dilakukan secara profesional.[10]
Rencana pelaksanaan pembelajaran harus disusun secara sistemik dan sistematis, utuh dan menyeluruh, dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang aktual.
Cara pengembangan RPP dalam garis besarnya dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a)        mengisi kolom identitas
b)        menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang gtelah ditetapkan
c)        menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun
d)       merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator yang telah ditentukan
e)        mengidentifikasi materi standar berdasarkan materi pokok/pembelajaran yang terdapat dalam silabus
f)         menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan
g)        merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir
h)        menentukan sumber belajar yang digunakan
i)          menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, dan teknik penskoran.[11]


3.      Pengorganisasian Materi Ajar Sesuai Alokasi Waktu
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud.waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keeagamaan, hari libur umum ternasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.[12]
C.      Pemilihan Pengorganisasian  Materi Ajar
a.    Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
        Materi dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran  atau kompetensi yang akan dicapai. Tujuan pembelajaran merupakan tujuan yang akan dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan bentuk rinci dari kompetensi dasar mirip seperti indikator tetapi berbeda karena indikator berupa tanda-tanda ketercapaian sebuah KD. Dengan kemiripan indikator dengan tujuan pembelajaran biasanya indikator langsung diturunkan menjadi tujuan pembelajaran. Namun demikian, tujuan pembelajaran harus jelas dan rinci tiap aspek penguasaannya pada kompetensi dasar, jadi ketika indikator yang dirumuskan masih dapat diperinci lagi dalam tujuan pembelajaran harus ditulis yang paling rinci.
b.    Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
        Tingkat keluasan dan kedalaman materi disesuaikan dengan karakteristik peserta didik (termasuk yang  cepat dan lambat, motivasi tinggi dan rendah).  Dengan mengetahui karakteristik peserta didik para pengajar dapat memberika pengajaran yang sesuai dengan keinginan peserta didik tanpa adanya paksaan untuk penerimaan materi yang diajarkan.
c.     Keruntutan dan sistematika materi
                        Penataan materi disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran.
d.    Kesesuaian dengan alokasi waktu
Keluasan dan kedalaman materi mungkin dicapai dalam waktu yang disediakan. Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi mata pelajaran perminggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
D.      Penerapan Pengorganisasian Materi Ajar yang Tepat
Dalam mengorganisasikan materi pembelajaran ada beberapa hal penting yang harus dilakukan oleh seorang guru, hal ini pula yang akan menentukan sempurna atau tidaknya organisasinya materi pembelajaran, yaitu:
1.         Pengumpulan Informasi
Sebelum seorang guru memulai pelajarannya di minggu pertama hari sekolah atau di dalam kelas, tentu ia melakukan persiapan-persiapan dalam beberapa aspek desain mata pelajaran.
2.         Peta Konsep
Peta konsep adalah merupakan diagram yang menunjukan hubungan antara konsep-konsep yang mewakili pembelajaran. Peta konsep juga diartikan tampilan dari sebuah gambar atau bagan tentang konsep-konsep materi yang tersusun sesuai dengan tabiat ilmu pengetahuan itu sendiri tanpa mengindahkan urutan atau skuensi topik bahasan yang diinginkan.[13]
Adapun Prinsip Pengembangan materi Ajar:
1.      Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak,
2.      Pengulangan akan memperkuat pemahaman;
3.      Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa;
4.      Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar;
5.      Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu;
6.      Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus mencapai.[14]
E.       Metode dalam Pengorganisasian Materi Ajar
Dalam pengorganisasian materi ajar, ada beberapa metode yang digunakan, antara lain yang popular digunakan adalah: (Horton, 2000).
1)   Classical Tutorial
Dalam classic tutorial seorang peserta didik memulai sebuah materi ajar dari pengenalan materi, kemudian melalui beberapa tahap proses sampai ke tingkat mahir konsep dan keahlian.
2)   Knowledge-Paced Tutorial
Pada sistem ini peserta ajar diajak untuk mempersiapkan materi ajar terlebih dahulu, kemudian dilakukan tes awal pada setiap topik materi, yang mana tiap tes merupakan peningkatan materi tes sebelumnya.
3)   Exploratory Tutorial
Dalam metoda ini, setelah menerima introduction, selanjutnya learner dapat mengakses halaman depan ekplorasi materi ajar. Dari sini dapat dilakukan pengkasesan linkeddocument, basis data ataupun knowledge space.
4)   Generated Lesson
Model generated lesson, merupakan metoda materi ajar yang tergantung pada kemampuan peserta ajar dalam menjawab tes dan kuisioner, pada awal materi yang akan menetukan materi apa yang akan diterima selanjutnya. Metoda ini lebih dikenal dengan sebutan individual
learner, karena setiap peserta akan memperoleh urutan materi yang yang dilakukan.[15]
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Pengorganisasian materi ajar adalah pola atau bentuk penyusunan materi ajar yang akan disampaikan kepada murid-murid.
2.      Pengorganisasian materi ajar yang runtut meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian. Sistematika pengorganisasian materi ajar meliputi silabus dan RPP. Pengorganisasian materi ajar sesuai dengan alokasi waktu adalah yang sesuai dengan waktu pembelajaran efektif dan waktu libur.
3.      Pemilihan pengorganisasian materi ajar meliputi:
a.       Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran;
b.      Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik;
c.       Keruntutan dan sistematika materi;
d.      Kesesuaian dengan alokasi waktu.
4.   Penerapan pengorganisasian materi ajar:
a.         Pengumpulan Informasi
b.         Peta konsep 
5.      Metode dalam pengorganisasian materi ajar adalah:
a.    Classical Tutorial
b.    Knowledge-Paced Tutorial
c.    Exploratory Tutorial
d.   Generated Lesson
B.     Saran-saran
Berdasarkan uraian makalah di atas, maka pemakalah mengajukan saran sebagai berikut:
1)        Untuk guru/para pendidik sebaiknya perlu mengetahui pengorganisasian materi ajar agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
2)        Untuk mahasiswa/calon pendidik sebaiknya juga mempelajari pengorganisasian materi ajar supaya nantinya tidak mengalami kesulitan ketika sudah terjun menjadi seorang pendidik.


















DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin, Yusak, Administrasi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 1998, Cet. 1
Daryanto, M., Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001, Cet. 2
Indah Tri Utami, “Metode dalam Pengorganisasian Materi Ajar”,  http://ienimatu.blogspot.com/2011/02/pembelajaran-berbantuan-komputer-pbk.html
Mulyasa, E., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. Rosdakarya, 2006, Cet. 1
Paputungan, Yulkifli dan Yudin Daud, “Desain Materi Pembelajaran”, http://becreative.moodlehub.com
Permadi, Bambang, AHP Pusat Antar Universitas, Studi Ekonomi, Jakarta: UI, 1992.
Roblyer, M.D, Integrating Educational Technology into Teaching, New Jersey: Pearson Education, 2004
Rooijakkers, Mengajar dengan Sukses, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana, 1980, Cet. 1








[1] Yusak Burhanuddin, Administrasi Pendidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), Cet. 1, hlm. 54

[2] Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 1, hlm. 282
[3] M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), Cet. 2, hlm. 40
[4] Rooijakkers, Mengajar dengan Sukses, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana, 1980), Cet. 1, hlm. 37
[5] Bambang Permadi, AHP Pusat Antar Universitas  (Studi Ekonomi, Ul, Jakarta, 1992), hal.3
[6] Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 1, hlm. 150
[7] Ibid., hlm. 139-141
[8] Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 1, hlm. 109
[9] Ibid.,hlm. 190
[10] Ibid., hlm. 183-184
[11] Ibid., hlm. 222-223
[12] Ibid., hlm. 86
[13] Yulkifki Paputungan dan Yudin Daud, “Desain Materi Pembelajaran”, http://becreative.moodlehub.com
[14]Roblyer, M.D, Integrating Educational Technology into Teaching , ( New Jersey, 2004, Pearson Education).

[15] Indah Tri Utami, “Metode dalam Pengorganisasian Materi Ajar”,  http://ienimatu.blogspot.com/2011/02/pembelajaran-berbantuan-komputer-pbk.html

Post a Comment for "Pengorganisasian MAteri Ajar"