Perkembangan televisi sebagai nedia massa begitu pesat,karena sebagai media massa sangat dirasakan manfaatnya,karena dalam waktu yang relatif singkat,dapat menjangkau wilayah dan jumlah penonton yang tidak terbatas. Bahkan,peristiwa yang terjadi padasaat itu juga,dapat segera diikuti sepenuhnya,oleh penonton di belahan bumi yang lain. Oleh karena itulah banyak orang menyebutkan,bahwa abad ini sebagai abad Komunikasi.
Dengan kehadiran media massa televisi,tidak berarti bahwa media massa lain,seperti,media massa cetak dan media massa radio,terdesak. Justru dengan hadirnya media massa televisi,akan menjadi ”tri tunggal” media massa yang tidak ada tandingannya,sebab ketiganya akan saling mengisi kekurangan masing-masing,sehingga khalayak dapat semakin lengkap informasi yang diterima.
Kelebihan media massa televisi,antara lain dengan sifatnya yang audio visual,yang mampu menyebarluaskan informasinya secara langsung.
Kalau peristiwa atau kejadian disiarkan secara langsung,sebagai media massa akan sangat menguntungkan,karena faktor kecepatan dan ketepatan dalam menyampaikan informasi/pesan sangat diutamakan. Meskipun demikian,tidak berarti bahwa media massa televisi,tidak mempunyai kelemahan.
Salah satu kelemahan yang paling mencolok adalah informasi/pesan yang disampaikan hanya ditonton sekilas saja dan tidak bisa diulangi kecuali kalau menggunakan alat perekam,yang sudah banyak beredar di masyarakat.
Televisi telah menjadi suatu fenomena besar di abad ini,hal ini harus diakui bahwa perannya sangat besar dalam membentuk pola pikir,pengembangan wawasan dan pendapat umum,termasuk pendapat umum untuk menyukai produk-produk industri tertentu,disebabkan program siaran yang disajikan semakin lama semakin menarik,meskipun memerlukan biaya yang tinggi,sehingga tidak mengherankan kalau khalayak penonton,betah duduk berlama-lama di depan pesawat penerimanya.
Hal tersebut di atas menimbulkan pertanyaan bagi kita,kalau rata-rata setiap individu menonton siaran televisi selama 4-5 jam sehari,daoat kita bayangkan berapa besar pengaruh kotak ajaib ini merasuk ke dalam pribadi-pribadi,sehingga cepat atau lambat akan membentuk sikap,perilaku,dan cara berfikir khalayak penonton.
Televisi sebagai media massa modern,berbeda dengan media massa tradisionil,dimana media massa tradisionil,komunikatornya bertatap muka dengan komunikannya. Komunikasi berlangsung dengan tatap muka (face to face communication). Komunikannya bisa memberikan reaksi secara langsung (two way traffic communication).
Dari beberapa media massa yang ada,televise merupakan media massa elektronik yang paling akhir kehadirannnya. Meskipun demikian,televisi dinilai sebagai media massa yang paling efektif saat ini,dan banyak menarik simpati kalangan masyarakat luas,karena perkembangan teknologinya begitu cepat. Hal ini disebabkan sifat audio visualnya yang tidak dimiliki media massa lainnya,sedang penayangannya mempunyai jangkauan yang relatif tidak terbatas.
Ditinjau dari segi pembiayaannya,televisi memerlukan pembiayaannya yang cukup tinggi. Namun,kalau dibandingkan dengan hasil yang dicapai,televisi dinilai sebagai media massa yang sangat strategis,lebih-lebih Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang menggelorakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan dalam upaya peningkatan disiplin nasional,masalah besarnya biaya tidak perlu dipersoalkan.
Denagn modal audio visual yang dimiliki,siaran televisi sangat komunikatif dalam memberikan pesan-pesannya. Karena itu,tidak mengherankan kalau mampu memaksa penontonnya duduk berjam-jam di depan pesawat televisi. Karena itulah televisi sangat bermanfaat sebagai upaya pembentukan sikap perilaku dan sekaligus perubahan pola berfikir.
Karena itulah acara-acara siaran televisi selalu diupayakan agar menjadi suguhan yang menarik dan menyegarkan,sehingga bukan saja menjadikan penonton betah duduk di depan pesawat televisi,tetapi juga,yang paling penting,adalah tontonan yang disaksikan dapat menjadikan tuntunan.
Ada satu hal yang perlu mendapat perhatian,yaitu meneruskan nilai-nilai luhur yang menjadi identitas (jati diri) bangsa ke generasi berikutnya. Hal ini tidak berarti akan menutup kemungkinan adanya nilai-nilai budaya baru yang mempengaruhinya. Karena itu,di samping mempertahankan nilai budaya,perlu juga mengembangkan nilai-nilai tersebut,sepanjang tidak bertentangan dengan falsafah hidup Bangsa Indonesia Pancasila. Bahkan kalau mungkin harus dapat membantu kearah perkembangan yang lebih baik.
Prkembangan televisi demikian cepat dan meluas,sehingga kita tidak dapat memahami sepenuhnya arah dan perkembangannya dan apa yang akan terjadi masa mendatang. Salah satu cara untuk dapat mengikuti arah perkembangannya,kita perlu menelusuri hakikat dan peran televisi itu sendiri sebagai media massa,dan perlu mengerti dasar-dasar dan perkembangan tehnik televisi,memahami pengaruh dan akibatnya kemudian mencoba memahami sistem dan teknik produksinya. Hal terakhir ini sangat penting karena sudah menyangkut masalah materinya(content). Faktor itulah yang merupakan kunci bagi pemahaman mengenai perkembangan sistem dan pengaruhnya.
Memang telah dirasakan bahwa pengaruh informasi melalui media massaitu menentukan aspek-aspek kehidupan manusia,khususnya melalui media massa televisi yang mempunyai karakteristik tersendiri. Apalagi jangkauannya amat luas,bahkan relatif tidak terbatas dan mampu menembus ke segenap lapisan masyarakat. Karena itu perlu dimanfaatkan dengan mendayagunakan segala kekuatan yang dimiliki untuk tujuan pembangunan disegala bidang,khususnya pembangunan dunia pendidikan,karena pendidikan merupakan bekal dalam menentukan corak suatu bangsa. Untuk menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang cerdas,tentu saja tidak cukup hanya dengan membuat rakyat tahu,melainkan harus lebih dari itu dan menjadikan bangsa Indonesia bernalar dan berfikir kreatif.
Walaupun demikian harus disadari bahwa untuk membina suatu bangsa menjadi bangsa yang cerdas,diperlukan waktu yang lama. Dengan menanamkan ilmu pengetahuan pada masyarakat secara konseptual,berjenjang,bertahap dan dilaksanakan secara sistematis. Oleh karena itu,perlu dipersiapkan secara matang.
Media komunikasi massa,khususnya televisi,berperan besar dalam hal interaksi budaya antarbangsa,karena dengan sistem penyiaran yang ada sekarang ini,wilayah jangkauan siaran sudah tidak masalah lagi. Meskipun demikian,bagaimanapun juga televisi harus hanya berperan sebagai ”alat” bukan merupakan ”tujuan” dari kebijaksanaan komunikasi,sehingga dapat dihindari hal-hal yang negatif.
Pemanfaatan siaran televisi bukan saja sebagai media penerangan,hiburan dan promosi,tetapi juga dimanfaatkan sebagai media pendidikan. Hal tersebut tidak hanya terjadi di negara-negara maju,tetapi juga diberbagai negara berkembang,bahkan banyak negara yang membuka saluran tersendiri,khusus untuk siaran pendidikan.
Salah satu alasan yang mendorong pemanfaatan televisi sebagai media pendidikan,karena televisi mempunyai karakteristik tersendiri,yang tidak dimiliki oleh media massa lainnya. Karakteristik audio visual lebih dirasakan perannya dalam memengaruhi khalayak,sehingga dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dalam upaya menyukseskan pembangunan negara.
Media massa televisi pun semakin dirasakan manfaatnya,karena sifat khasnya media massa televisi ini yang bersifat audio visual,akan sangat membantu perkembangan dan pertumbuhan anak,karena program pendidikan yang ditayangkan sangt pragmatis,sehingga tontonan yang disuguhkan akan berubah akan berubah menjadi tuntutan. Di sinilah peran pendidik sangat dibutuhkan,sehingga anak tidak akan terjerumus ke dalam hal-hal yang merugikan perkembangan anak dalam menuju kedewasaan. Ini menunjukkan bahwa anak didik perlu diberikan motivasi-mi\otivasi dengan cara memberikan berbagai contoh,penjelasan-penjelasan,serta tuntunan-tuntunan yang baik.
Berkembangnya teknologi modern dewasa ini,menyebabkan media massa semakin berkembang pula. Karena itulah semula televisi yang dianggap barabg mewah,telah mampu menembus ruang keluarga sampai ke pelosok-pelosok. Dengan kehadiran media massa televisi,yang mempunyai karakteristik tersendiri,telah mampu mengikat khalayak penonton untukduduk berjam-jam di depan pesawatnya. Karena itu,media massa televisi ini juga dimanfaatkan dalam dunia pendidikan.
Kehadiran media massa ini tidak berarti akan menggeser kedudukan media massa pendahulunya,melainkan justru akan menjadi pelengkap media massa lainnya. Meskipun demikian,besarnya alat audio visual dalam proses belajar mengajar,tidak berarti akan mampu mengganti kedudukan guru di dalam kelas,melainkan hanya tetap sebagi ”alat” bantu mengajar saja.
B. Belajar Melalui Televisi
Acara pendidikan yang disiarkan melalui media massa televisi,kalau dilihat prosesnya merupakan proses komunikasi,dan komunikatornya tidak mempunyai kebebasan karena bersifat institusional. Di sini komunikator yang biasanya dalam dunia pendidikan disebut sebagai pendidik atau lebih dikenal guru/dosen,sedangkan pesan yang disampaikan disebut sebagai mata pelajaran/kuliah yana tentu saja mengandung nilai-nilai pendidikan,sedangkan sebagai komunikannya adalah anak didik yang lazim disebut sebagai murid/anak didik/mahasiswa.
Semula dinilai bahwa televisi siaran kurang bermanfaat dalam dunia pendidikan,hal ini mengingat biaya operasionalnya cukup mahal,tetapi kemudian muncul pendapat-pendapat yang berlawanan,yang menyatakan bahwa televisi sebagai media massa sangat bermanfaat dalam memajukan pendidikan suatu bangsa. Dari pendapat itu dalam perkembangannya membuktikan bahwa dengan sifat audio visual yang dimiliki televisi,menjadikan televisi sangat pragmatis,sehingga mudah memengaruhi penonton dalam hal: sikap,tingkah laku dan pola pikirnya,maka tidak pantaslah kalau dalam waktu relatif singkat televisi telah menempati jajaran teratas dari jajaran media massa.
Televisi mampu memberikan apresiasi kepada khalayak penonton. Sebagai media audio visual prnyajian acaranya lebih menekankan kepada bahasa visual,meskipun tidak berarti mengabaikan masalah yang bersifat auditif,walaupun yang bersifat auditif itu hanta sebagai kelengkapan penjelasan,bagi hal-hal yang belum atau tidak tampak pada gambar.
Kelemahan media massa televisi,komunikannya hanya satu arah,sehingga khalayak penonton menjadi pasif,artinya penonton tidak bisa memberikan tanggapan-tanggapan secara langsung. Karena itu mengherankan kalau ada pendapat yang mengatakan,televisi sebagai media massa yang mendorong orang untuk bermalas-malasan. Bahkan cenderung berpengaruh negatif terhadap tingkah laku dan sikap seseorang.
Sebetulnya sebagai pembawa pesan ”netral”. Artinya dapat berpengaruh positif maupun negatif. Terjadinya pengaruh positif maupun negatif terhadap khalayak penonton,khususnya anak-anak,bukan bersumber kepada medianya,melainkan bagaimana memanfaatkan media tersebut. Dengan demikian,peran orang tua sangat dominan terhadap adanya pengaruh positif maupun negatif terhadap anak-anak itu.
Peran orang tua dalam memberikan arahan kepada anak-anak,agar anak-anak tidak terjerat di depan layar kaca,tanpa mengerti acara yang dilihatnya. Orang tua harus tekun memilihkan acara yang layak ditonton oleh anaknya. Dengan kebijaksanaan demikian itu,potensi yang dimiliki media televisi menjadi positif karenanya,dalam arti mampu memberikan tambahan pengetahuan serta keterampilan,bukan saja kepada anak-anak tetapi juga kepada khalayak penonton pada umumnya,bahkan mereka yang buta huruf pun dapat memanfaatkannya.
Harus diakui bahwa dengan karakteristik yang dimiliki,media massa televisi mempunyai nilai lebih,bila dibandingkan dengan media-media pendahulunya.
Betapa pengaruh media televisi dalam pendidikan,asalkan melibatkan orng tua untuk memberikan pengarahan. Sebab belajar pada hakikatnya tidak mungkin dapat dilakukan tanpa adanya usaha dari anak sendiri dan melibatkan pihak lainuntuk aktif dalam proses belajar. Hal ini dapat dilakukan di lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Di lingkungan keluarga,misalnya,orang tua aktif memantau acara-acara televisi dan mengarahkan anak-anaknya,acara mana yang tepat ditonton oleh anaknya,sedangkan di sekolah,misalnya, guru-guru memberikan tugas tertentu kepada anak-anak memantau acara siaran televisi.
Hal tersebut perlu mendapat perhatian kita semua,mengingat bahwa anak-anak dalam menonton televisi cenderung hanya sekedar menonton. Mereka pasif dan hampir-hampir tidak berfikir. Hal ini akan sangat merugikan bagi perkembangan si anak dan kalau gejala yang demikian dibiarkan berlarut-larut,akhirnya sia anak akan menjauhi kegemaran membaca media cetak,dimana membaca masih harus bibarengi dengan kemampuan mencerna.
Karena itulah dengan arahan orang tua dan guru di sekolah sangat membantu,mengubah anak menjadi lebih aktif dan akhirnya akan meningkatkan daya kritis anak.
Masalahnya sekarang,bagi negara-negara berkembang termasuk Indonesia,dengan kondisi perekonomian yang masih seperti sekarang dimana penyebaran pesawat penerima televisi jauh dari merata,akan merupakan tantangan tersendiri.
Perihal penggunaan televisi,khususnya di sekolah.memang besar sekali manfaatnya,seperti diungkapkan oleh Dr. Oemar Hamalik sebagai berikut:
(1). Televisi bersifat langsung dan nyata.
(2). Televisi memperluas tinjauan kelas.
(3). Televisi dapat menciptakan kembali semua peristiwa yang lalu.
(4). Televisi dapat menunjukkan banyak hal dan segi.
(5). Televisi menarik minat bukan saja bagi anak-anak tetapi juga orang dewasa.
(6). Televisi mampu memberi bantuan kepada guru.
(7). Televisi mampu membawa sumber-sumber yang ada di masyarakat ke dalam kelas.
(8). Masyarakat akhirnya mengerti tentang sekolah secara nyata.
Melalui media televisi,dapat membantu di dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan,apalagi kita dapat memanfaatkan penggunaan berbagai alat audio visual,dimana media massalain tidak memungkinkan.
Satu kelemahan yang mencolok,pendidikan melalui media massa termasuk televisi,komunikasinya hanya berlangsung satu arah,sehingga tidak ada hubungan langsung dengan murid. Sehingga kewibawaan seorang guru di dalam kelas sebagai pamong tidak dapat dirasakannya. Berbeda dengan orang dewasa yang telah memilki rasa kemandirian,disamping mempunyai mutivasi yang cukup kuat dalam berupaya untuk menuju hari esok yang lebih cerah.
Guna mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut,perlu adanya perpaduan. Di satu pihak membawa televisi pendidikan yang menarik dan bermutu ke ruang kelas,kemudian dilakukan diskusi di ruang kelas yang dipimpin oleh guru. Keuntungan upaya ini ialah kewibawaan guru sebagai pamong tidak berkurang di mata anak-anak. Perlu diingat bahwa meskipun televisi masuk sekolah,televisi tidak dapat menggantikan kedudukan guru. Di samping itu,akan mengurangi kesenjangan antara murid yang kurang mampu dan yang keadaan ekonominya lebih baik. Dengan demikian diperlukan guru-guru yang terlatih,agar dapat membantu anak-anak memahami program yang ditayangkan melalui televisi,sehingga anak-anak mampu membahas program tersebut. Ini berarti bahwa dalam proses belsjsr mengajar murid menjadi lebih aktif.
Hal itu menunjukkan bahwa memiliki pesawat penerima televisi harus mampu memanfaatkan dengan baik,sehingga akan sangat membantu anak-anak dalam proses belajar,tetapi hal itu sulit dilaksanakan oleh orang tua sendiri,karena semakin sibuknya orang tua,sehingga ada kecenderungan anak-anaknya menjadi anak asuh media elektronik.
Siaran pendidikan melalui televisi bagaimanapun tetap menarik bagi anak-anak dan dapat membantu anak-anak belajar yang lebih baik. Sebab televisi mampu menyajikan bahan yang bergerak dinamis,sehinggs merngsang perhatian anak-anak. Dengan demikian anak-anak lebih tertarik dan mencernakannya.
Belajar melalui televsi mempunyai keuntungan ganda. Pertama,dapat mempelajari ilu pengetahuan yang telah dirancang dengan baik dan kedua mampu meningkatkan daya apresiasi anak-anak,misalnya tata warna,komposisi gambar,perkembangan teknologi di belahan bumi yang lain dan masih banyak lagi. Di samping itu,anak-anak akan meningkatkan daya kritisnya,sehingga anak-anak lebih mudah merangkai peristiwa satu dengan lainnya.
Post a Comment for "TELEVISI SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN"