Remaja Yang Penuh Misteri Berhati-hatilah Dengan Buah Hati Anda

Remaja Yang Penuh Misteri Berhati-hatilah Dengan Buah Hati Anda
Anak remaja adalah anak yang paling susah dipahami. Anak remaja terkadang kalau diberi tahu seakan memahami dan mendengarkan, tapi tidak mau melaksanakan. Anak remaja terkadang seperti memperhatikan bila diberi petunjuk, tapi kalau disuruh berjalan sendiri semaunya sendiri. Mereka kalau berbuat seakan tidak memikirkan apa akibatnya. Tak ada beban, Tidak memikirkan siapa-siapa dan semua terasa mudah.
 Anak remaja adalah anak yang paling susah dipahami Remaja Yang Penuh Misteri Berhati-hatilah Dengan Buah Hati Anda
Masa remaja mempunyai keingintahuan yang tinggi, belum sepenuhnya memiliki pertimbangan yang matang, mudah terombang-ambing, mudah terpengaruh, nekat dan berani, emosi tinggi dan takmau ketinggalan.

Oleh karena itu, kebanyakan remaja tampak selalu ceria dan bersemangat. Namun, terkadang ada pula yang bersikap membangkang melawan orang tua dan guru, melanggar peraturan yang ada.

Bagi kebanyakan orang, perilaku khas remaja identik dengan moody atau tempramental, impulsif, nekat, dan cenderung lebih 'patuh' pada tekanan teman sebaya. Mereka tidak berpikir "nanti bagaimana" tapi Mereka berpikir "bagaimana nanti".

Masa remaja juga merupakan periode kehidupan yang penuh dengan stereotip, seperti malas dan tidak bertanggung jawab. Memang ada beberapa yang benar tetapi tidak sedikit pula yang terlalu dilebih-lebihkan.

Orang-orang dewasa sering mengeluh dan merasa tidak dapat memahami remaja. Sebaliknya, para remaja juga tak peduli tidak bisa membuat orang dewasa memahami mereka.

Sifat membangkang dan kurang patuh yang sering diperlihatkan remaja, menurut peneliti, terjadi karena perubahan yang terjadi pada otak mereka.

Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pergaulan, lingkungan, genetika, nutrisi, pola asuh dan kelainan mental telah memengaruhi perkembangan otak dan perilaku remaja.

Sembilan faktor  yang juga mungkin memengaruhi perkembangan otak anak/remaja yaitu:

1. Orang Tua, Keluarga dikenal sebagai lingkungan pendidikaa nyang pertama dan utama. Pembentukan perilaku, sikap dan kebiasaan, penanaman nilai, dan perilaku-perilaku sejenis, lingkungan keluarga biasanya memberikan pengaruh yang sangat dominan. Karena itu tidaklah mengherankan kalau Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2/1989 menyatakan secara jelas bahwa keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral, dan keterampilan. Karena itu orang tua harus bisa memposisikan diri sebagai:
a. Model, (modeling of behavior), contoh, tauladan bagi anak-anaknya
b. Memberikan Reward/penghargaan dan hukuman (giving rewards and punishments). Sedikit apapun kelebihan dan keberhasilan anak/remaja harus dihargai. Tapi sedikitpun kesalahan anak/remaja harus diberi sanksi, walaupun bentuk sanksinya tidak harus secara fisik. Bisa sanksi yang bersifat mendidik.
c. Rasional/masuk akal, Sekali-kali orang tua harus mengaitkan sesuatu hal dengan yang masuk akal. pada saat-saat menjengkelkan, orang tua biasa mempertanyakan kapasitas anak untuk bernalar, dan cara itu digunakan oleh orang tua untuk mengajari dan mempengaruhi anaknyamenggunakan akal pikirannya.

2. Agama, agama akan membuat anak/remaja merasa tenang, melatih kesabaran, dan menjauhkan dari penyakit-penyakit hati 9iri, dengki, hasut, amarah, bohong, berdusta dan lain sebagainya),serta agama akan membuat kita bahagia dunia akherat. Pengaruh tempat ibadah itu akan lebih besar apabila remaja ikut aktif atau diikutsertakan dalam kegiatan keagamaan.

3. Pendidikan, Pendidikan merupakan proses pendidikan dan memberikan pengetahuan, membentuk kepribadian, sikap serta keterampilan para remaja dalam mengamalkan norma, nilai. pendidikan adalah proses mendewasakan manusia. Pribahasa Indonesia “padi semakin berisi semakin merunduk.” begitu diibaratkan manusia yang mempunyai ilmu pengetahuan maka seharusnya dia akan lebih berhati-hati dalam melangkah, dan memjalani hidup.

4. Status sosial, Status sosial merupakan ukuran kedudukan sosial, antar si kaya dan si miskin, jelas akan mempengaruhi pola pikir anak/remaja, dan apabila tidak diimbangi dengan kesadaran dan kesabaran maka anak/remaja akan berbuat secara arogan dan tidak masuk akal.
Manusia tidak lepas dari kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya. Dalam usahanya tersebut manusia melakukan kegiatan menghabiskan nilai guna suatu barang yang disebut dengan konsumsi. Dalam berkonsumsi seseorang dapat berperilaku secara rasional dan irrasional. Perilaku irrasional dalam berkonsumsi salah satunya adalah perilaku konsumtif. Penyimpangan ini sering ditemui pada usia remaja karena dalam berkonsumsi, mereka cenderung didasari pada pemenuhan kepuasan dan keinginannya bukan untuk memenuhi kebutuhan. Perilaku konsumtif pada remaja dapat dipengaruhi oleh status sosial ekonomi keluarga, gaya hidup siswa, dan konformitas teman sebaya. Perilaku konsumif pada remaja mengakibatkan penyimpangan perilaku konsumsi mereka dan menimbulkan inefisiensi biaya.

5. Ekonomi, ekonomi seseorang dalam masyarakat yang sering diukur oleh tingkat pendidikan dan pendapatan orang tua mereka secara keseluruhan. Keadaan ekonomi keluarga dapat juga mempengaruhi kesehatan mental beragama remaja, dalam arti apabila perekonomian keluarga tersebut baik, maka untuk mewujudkan kesehatan mental remaja dalam beragama lebih mudah
tercapai, yakni dengan tersedianya nafkah yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas beragamanya. Begitu juga keluarga yang keadaan ekonominya rendah maka banyak remaja yang nekad untuk berbuat jahat karena kebutuhan hidupnya tidak dapat dipenuhi. Apalagi masa remaja yang belum matang mental beragamanya, sehingga dengan minimnya keadaan ekonomi keluarga banyak remaja yang meninggalkan ajaran agamanya. Nau'dzubillah min dzalik.


6. Teman-teman, teman sekelas atau sebaya dapat memengaruhi aktivitas otak remaja. Teman sebaya merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan pada masa-masa remaja. Karena remaja dalam masyarakat moderen seperti sekarang ini menghabiskan sebagian besar waktunya bersama dengan teman sebaya mereka. Dari seorang teman mereka bisa belajar banyak, seperti sikap, perilaku, perkataan, perbuatan, cara dan masih banyak lagi. Kita bisa menilai seseorang dengan melihat "Siapa Teman-temannya". Begitulah seberapa besar pengaruh teman bagi perkembangan anak/remaja.
Ingat...! Remaja yang menjadi teman dekat individu yang lebih tua lebih terlibat dalam tingkah laku yang menyimpang dibandingkan dengan remaja yang berteman dengan mereka yang berusia sama. Anak perempuan yang matang lebih awal bila dibandingkan dengan temannya yang lambat lebih memilih teman yang berusia lebih tua yang dapat mendorong dilakukannya tingkah laku menyimpang. Misalnya saja dengan cara berpakaian, cara berfikir dan cara berbahasanya sudah berbeda dengan teman seusianya.

7. Lingkungan, Lingkungan, Secara konseptual lingkungan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak remaja. Lingkungan yang baik akan membentuk pribadi yang baik, sementara lingkungan yang buruk akan membentuk sifat dan perilaku yang buruk pula. lingkungan akan mengubah dan membentuk prilaku manusia yang ada di dalamnya.

Lingkungan masyarakat juga dapat berpengaruh baik bagi anak/remaja. Misalnya dengan memilih tinggal di sebuah perkampungan di pinggiran kota. Yang di lingkungan tersebut terdapat masjid, para remajanya pun aktif dan antusias dalam kegiatan-kegiatan syiar agama untuk masyarakat sekitar, baik orangtua, remaja bahkan anak-anak kecil. Suasana lingkungan menjadi hidup, dinamis, agamis, harmonis serta menyenangkan hati masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut. Anak-anak Andapun terbentuk karakter yang sopan santun, beradaptasi, berempati, serta dapat menjadi manusia yang berjiwa sosial.

Sebaliknya,  lingkungan yang penuh dengan maksiat, jauh dari suara-suara keagamaan, maka akan membuat orang-orang disekitarnya menjadi orang-orang yang kasar, tidak sabar, pemarah, senang berbuat maksiat,  dan lain-lain.

8. Budaya, Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh dan bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Para remaja tumbuh dalam budaya yang sangat berbeda di seluruh dunia yang memengaruhi banyak aspek kehidupan mereka.
Perubahan akibat budaya dirasakan oleh hampir semua manusia dalam masyarakat. Perubahan itu dapat terjadi di berbagai aspek kehidupan, seperti cara makan/minum dengan berdiri, peluk cium dengan lawan jenis, bersalam-salaman dengan lawan jenis, cara berpakaian, cara bicara, gaya rambut, peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, serta religi/keyakinan yang itu semua akan mempengaruhi anak/remaja.

9. Kemajuan tekhnologi. Internet ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi memudahkan aktivitas kita, menambah pengetahuan, mempercepat informasi dan sisi lain internet menjadi pintu menuju kehancuran dan kemerosotan akhlak, bagi anak remaja yang belum bisa memfilter/menyaring apa yang ada di internet.

Sebagai penutup marilah kita jaga anak-anak kita agar menjadi anak yang sholeh sholehah dengan memberi bekal nilai-nilai keagamaan. karena nilai-nilai keagamaan adalah pondasi terkuat dizaman sekarang, sehingga anak-anak kita tidak mudah terombang-ambing oleh gemerlapnya dunia yang hanya sementara ini.

Sumber https://www.anekapendidikan.com/

Post a Comment for "Remaja Yang Penuh Misteri Berhati-hatilah Dengan Buah Hati Anda"