Khot Arab
Disusun
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliyah
Seni
Kaligrafi Islam Semester VI A Fakultas Tarbiyah
Yang
Diampu Oleh : Drs. Ali Muqoddas, M.Ag.
Disusun
Oleh:
1.
Anisa Rahmanti (229.019)
2.
Choirun Nisa’ (229.028)
3.
Eni Rofikhah (229.041)
4.
Dina Kasihani (229.034)
5.
Ainun Mukarimah (229.013)
6.
Aliyatul Muna (229.015)
7.
Anik Listanti (229.017)
8.
Fera Amalia (229.042)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (INISNU) JEPARA TAHUN 2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta inayahNya sehingga makalah dengan judul “Teknologi
Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap pembelajaran” dapat terselesaikan dengan
baik.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliyah Seni Kaligrafi Islam Tarbiyah semester
VI INISNU Jepara 2012, disamping itu untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan isi makalah ini, serta menunjang kemampuan menulis untuk
melakukan suatu observasi yang khususnya terhadap masalah pendidikan.
Penyusunan serta materi dalam makalah ini berdasarkan pada prinsip
yang terpadu yang dapat melibatkan penulis untuk mengembangkan minat dan bakat
kemampuan penulis dalam suatu kegiatan yang bermanfaat.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih
yang sedalam-dalamnya atas bantuan, dukungan, saran kritik serta bimbingan
kapada yang terhormat:
1.
Drs.
Ali Muqoddas, M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliyah
Seni Kaligrafi Islam.
2.
Teman-teman
yang telah memberikan masukan pada makalah ini, dan tidak lupa bagi semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini yang tidak dapa disebut
namanya satu persatu.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyadari bahwa sebagai
manusia biasa, penulis tidak luput dari kekurangan dan kekhilafan tersebut maka
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan pembuatan berikutnya
sangatlah penyusun harapkan. Demikian pengantar dari penyusun, walaupun masih
terdapat kekurangan namun penyusun sangatlah berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca.
Jepara, Maret 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Seni merupakan suatu unsur yang sangat berkait
erat dengan kehidupan manusia. Seni merupakan hasil dari pada gambaran yang
terdapat dalam pemikiran manusia dan dihasilkan dalam pelbagai bentuk seperti tulisan,
ukiran, lukisan dan sebagainya. Kesenian Islam merupakan hasil karya ciptaan
manusia yang berteraskan kepada ciri-ciri Islam. Dengan mengkaji kesenian Islam
tersebut, maka kita akan dapat memahami dan menghayati kehalusan seni yang
terdapat dalam Islam. Islam bukan saja membenarkan kesenian dengan berbagai
caranya, tetapi ia menggalakkan perkembangan kesenian tersebut. Namun demikian
kebenaran Islam haruslah menepati dan seiring dengan syariat Allah S.W.T.
Ada satu lagi keistimewaan kesenian Islam yaitu
dari segi kaligrafinya. Seni kaligrafi Islam atau lebih sinonim dengan nama
´seni khat´ merupakan khazanah tertua di dunia yang masih dimiliki oleh umat
Islam. Perkembangan Islam yang tersebar ke seluruh pelosok dunia, menyaksikan
kaligrafi Islam teradaptasi dengan perubahan yang berlaku tanpa menghilangkan
ciri dan nilai keislamannya.
Keindahannya diabadikan di bangunan-bangunan,
kubah masjid, keramik kaca selain diukir diatas kayu dan logam. Dari masa
kemasa sejak zaman Rasulullah S.A.W. hingga hari ini, seni khat terus
berkembang. Fungsinya tentunya bukan sekadar ornamen atau hiasan belaka, namun
lebih dari itu, kaligrafi adalah sarana untuk beribadah, berdzikir (karena
setiap melihat kaligrafi, kita akan ingat akan Allah SWT).
1.2.
Rumusan Masalah
Dalam makalah
ini, penulis merumuskan makalah sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan Khath Arab?
2.
Bagaimana pentingnya mempelajari kahth Arab?
3.
Apa tujuan mempelajari kahth Arab?
4. Apa hubungan antara Khath Arab dengan Islam?
1.3.
Tujuan
Penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian Khath Arab.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan pentingnya mempelajari khath Arab.
3. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan mempelajari kahth Arab.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan antara Khath Arab dengan Isl
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian Khath Arab
Kaligrafi secara umumnya mempunyai maksud seni
penulisan yang indah. Apabila dikaitkan dengan Islam, membawa kepada seni
penulisan Islam yang indah, yaitu tulisan khat. Perkataan kaligrafi ini berasal
dari bahasa Yunani yaitu kalios yang berarti indah dan graphia
yang berarti tulisan. Seni ini diciptakan dan dikembangkan oleh kaum muslim
sejak kedatangan Islam. Sebagai bahasa yang memiliki karakter lembut dan
artistik, huruf Arab menjadi bahan yang sangat kaya untuk penulisan kaligrafi.
Kaligrafi Islam ini juga sangat berkaitan dengan Al-Quran dan hadis kerena
sebagian besar tulisan indah dalam bahasa Arab menampilkan ayat al-Quran atau
hadis Nabi S.A.W. (Ensiklopedia Islam Untuk Pelajar, Jilid 5.2001).
Pengertian khat dari segi bahasa : memindahkan
ide-ide dari alam pemikiran, kekuatan imaginasi kepada alam nyata atau metarial
seperti kertas, kulit, batu dan sebagainya melalui hasil kerja pena dan tangan.[1]
setengah ahli bahasa menyamakan makna khat dengan tulisan simbolik, kaligrafi dan hireografi. Arti Khat berasal dari kata bahasa arab "Khat" yang artinya garis.
Khat juga mempunyai arti halus atau tulisan yang rapi indah dan mempunyai seni.
Atau "Khati". Khat juga Bersifat seni pada tulisan arab yang di sebut
"Khatil Aroby" yang artinya menulis indah huruf arab. Dan seorang
yang mahir atau ahli dalam bidang khat disebut juga "Khathat" atau
dalam bahasa umum "Kaligrapher". Menurut Abdul Rahman (2006) “Khat
adalah rangkaian huruf-huruf hijaiyah yang memuat ayat-ayat Al-Quran maupun
Al-Hadist ataupun kalimat hikmah di mana rangkaian huruf-huruf itu dibuat
dengan proporsi yang sesuai, baik jarak maupun ketepatan satuan huruf”.
Syaikh Syamsuddin
Al Akhfani (Dalam Irsyad Al Qoshid, 2000) Kaligrafi adalah suatu ilmu yang
memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya, dan cara-cara
merangkai menjadi sebuah kalimat tersusun. Atau apa-apa yang ditulis di atas
garis-garis, bagaimana cara menulisnya. Menurut Didin Sirojuddin (2006, 3);
“Kaligrafi Islam adalah seni menulis huruf Arab dengan indah yang isinya
mengenai ayat-ayat Al-Quran atau Al-Hadits.”
Jadi bisa disimpulkan sebagai
berikut, kaligrafi Islam adalah seni menulis huruf Arab dengan indah, merangkai
susunan huruf-huruf tunggal, letak-letaknya dan cara-cara merangkai menjadi
sebuah kalimat tersusun, yang isinya mengenai ayat-ayat Al-Qur’an dan
Al-Hadits.
Kaligrafi berasal dari
bahasa Yunani yang artinya adalah “tulisan indah”. Dalam sejarah peradaban
Islam, seni tulis huruf Arab yang isinya berupa potongan ayat Alqur’an atau
Hadits Nabi SAW ini mempunyai tempat yang sangat istimewa. Setiap muslim
percaya bahwa Bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan oleh Allah SWT ketika menurunkan
Al Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW. Bahasa ini juga digunakan dalam seluruh
tata peribadatan oleh kaum muslimin di seluruh dunia. Karya-karya kaligrafi ini
banyak menjadi hiasan di banyak bidang, mulai dari bangunan, koin, seni
dekoratif, permata, tekstil, senjata sampai manuskrip.[2]
Seni khat bukan saja berperanan mengabadikan
Al-Quran dalam bentuk tulisan akan tetapi juga turut mengabadikan sebagian ayat
dari Al-Quran tersebut di bangunan-bangunan masjid, rumah dan sebagainya. Ahli
khat bukan saja terdiri dari kalangan orang Arab bahkan perbagai keturunan
Islam yang lain diseluruh dunia termasuk Parsi, Turki, India, Melayu dan
lain-lain sebagainya. Perkembangan seni khat diseluruh dunia pesat sekali,
seiring dengan perkembangan dakwah Islamiyyah dan ilmu Islam (Zulina Hassan
2009).
Diantara ahli khat yang terkenal ialah Ibrahim
al-Syujairi yang menghasilkan khat jenis al-Jalil, al-Thuluthain dan
al-Thuluth. Yusuf al-Syujairi pula merupakan tokoh terkenal dalam bidang ini.
Beliau menghasilkan khat jenis al-Riayasi. Begitu juga dengan al-Hasan al
Naqulah, Muhammad al-Samsari, Muhammad bin Asad, Abu Hasan Ali bin Hilal (terkenal
karena telah menulis Al-Quran dengan berbagai gaya dan bentuk tulisan. Ada
pendapat mengatakan sebanyak 64 buah Al-Quran perbagai gaya tulisan). Seni khat
ini diambil alih oleh orang Mesir, India dan Turki selepas runtuhnya Baghdad.
Seni ini menjadi semakin terkenal sehingga bertubuhnya beberapa institusi khat
di perbagai negara Islam (Zulina Hassan 2009). Ibnu Muqla (886-940 M) adalah
salah seorang kaligrafer terbaik pada masa awal perkembangan seni kaligrafi
Islam. Dia mengembangkan prinsip-prinsip geometris dalam kaligrafi Islam yang
kemudian banyak digunakan oleh para kaligrafer yang datang sesudahnya, dia juga
berperan mengembangkan tulisan kursif yang di kemudian hari dikenal sebagai
gaya Naskh yang banyak dipakai untuk menulis mushaf Alqur’an.[3]
Kaligrafi Islam awalnya, banyak ditulis di atas
kulit atau daun lontar. Penemuan kertas di Cina pada pertengahan abad 9 M
berperan cukup besar dalam perkembangan seni ini, kertas harganya relatif lebih
murah, cukup melimpah, mudah dipotong dan dari sisi teknik pewarnaan lebih
mudah daripada bahan-bahan yang dipakai sebelumnya.
Al-Bab.com menyatakan, Huruf Arab mempunyai 18
bentuk huruf yang berbeda. Antara lain, Arab ditulis dari kanan ke kiri, dan
abjad yang berhubungan dengan bahasa Yunani, Fenisia, Aram, Abjad Latin dan
Nabatian. Ada 28 huruf dalam alfabet Arab, yang dibentuk dengan salah satu
bentuk dan kombinasi yang berbeda dari titik atas dan di bawah setiap bentuk
dalam membuat Kaligrafi Arab.
Dalam bahasa arab, kaligrafi di sebut Khat (Khath). Sedangkan
penulisnya dinamai khattath. Dalam buku khat sendiri, definisi kaligrafi diperjelas. Ada
yang mengatakan bahwa kaligrafi merupakan rangkaian huruf-huruf hijaiyah yang
memuat ayat-ayat Al Qur’an maupun hadist ataupun kalimat hikmah di mana
rangkaian huruf-huruf itu dibuat dengan proporsi yang sesuai, baik jarak maupun
ketepatan sapuan huruf.
Proporsi
huruf itu sendiri dirumuskan sedemikian rupa dalam sebuah buku yang ditulis
oleh para kaligrafer-kaligrafer ternama dengan menggunakan metode titik.
B.
Pentingnya Mempelajari Khath Arab
Kaligrafi
adalah salah satu seni dalam Islam, yang banyak dikembangkan sejak zaman
dahulu. Fungsinya tentunya bukan sekadar ornamen atau hiasan belaka, namun
lebih dari itu, kaligrafi adalah sarana untuk beribadah, berdzikir (karena
setiap melihat kaligrafi, kita akan ingat akan Allah SWT). Seni khat bukan saja
berperanan mengabadikan Al-Quran dalam bentuk tulisan akan tetapi juga turut
mengabadikan sebahagian ayat dari Al-Quran tersebut di bangunan-bangunan
masjid, rumah dan sebagainya. Ahli khat bukan saja terdi dari kalangan orang
Arab bahkan perbagai keturunan Islam yang lain diseluruh dunia termasuk Parsi,
Turki, India, Melayu dan lain-lain lagi. Perkembangan seni khat diseluruh dunia
pesat sekali, seiring dengan perkembangan dakwah Islamiyyah dan ilmu Islam.
Pembelajaran kaligrafi (khat) merupakan bentuk
aktifitas fisik, sosial, dan cita rasa keindahan. Aktifitas dan cita rasa
keindahan tertuang dalam kegiatan berekspresi, berkreasi dan berkarya melalui
bentuk tulisan, pewarnaan dan karya, yang mencakup tentang gagasan seni dan keterampilan
berkarya.
Kaligrafi juga dapat berperan
membentuk kepribadian peserta didik secara menyeluruh, harmoni, mencakup
logika, etika, estetika dan artistik dalam pengembangan kreatifitas, kepekaan
rasa dan indera, serta beretika. Dan seni ini akan memenuhi kebutuhan
perkembangan peserta didik dalam mencapai kecerdasan, emosional (EQ),
kecerdasan intelektual (IQ), dan kreativitas (CQ), serta kecerdasan spiritual
dan moral (ESQ).[4]
C.
Tujuan Mempelajari Kath Arab
Khad Arab bagi para mahasiswa jurusan kependidikan antara lain
untuk memberikan
bekal kepada mahasiswa sebagai calon guru tentang teknik penulisan arab yang
benar, baik dan indah, sekaligus memperkenalkan pengetahuan dan pemahaman
tentang hakikat Seni Kaligrafi Islam. Terutama untuk calon pendidik agama
Islam, yang akan banyak mengimplementasikan tulisan – tulisan Arab dalam proses
pembelajaran nantinya.
Kaligrafi Arab
digunakan sebagai ganti untuk menampilkan keyakinan agama dan cerita sebagai ajang dakwah.
Dalam menampilkan keyakinan agama dan cerita biasanya digunakanlah gambar
sebagai medianya. Mubireek Khalid dengan Seni Islam dan Organisasi
Arsitekturnya menjelaskan bentuk kaligrafi, berdasarkan tulisan/ Kaligrafi
Arab, menggunakan bentuk dan ukuran kata atau huruf dalam seni karena pemimpin
agama Islam melihat potensi mengidolakan seni figural. Akibatnya, Kaligrafi
Arab cukup populer digunakan sebagai bentuk ekspresi keagamaan dan merupakan
bentuk seni yang sangat dihormati.
Kegiatan berkaligrafi atau khat diberikan untuk menumbuhkan rasa keindahan dan artistik sehingga membentuk sikap kreatif, apresiatif dan kritis. Kaligrafi sebagai salah satu cabang seni Islam memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh pengalaman berapresiasi dan berkreasi serta menghasilkan suatu produk benda yang bermanfaat langsung. Perwujudan sikap kreatif, apresiatif dan kritis diperoleh melalui pembelajaran yang memuat aktifitas menanggapi dan berkreasi seni.[5]
Kegiatan berkaligrafi atau khat diberikan untuk menumbuhkan rasa keindahan dan artistik sehingga membentuk sikap kreatif, apresiatif dan kritis. Kaligrafi sebagai salah satu cabang seni Islam memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh pengalaman berapresiasi dan berkreasi serta menghasilkan suatu produk benda yang bermanfaat langsung. Perwujudan sikap kreatif, apresiatif dan kritis diperoleh melalui pembelajaran yang memuat aktifitas menanggapi dan berkreasi seni.[5]
Pembelajaran kaligrafi memiliki
fungsi dan tujuan menumbuh kembangkan potensi, sikap dan ketrampilan. Secara
rinci, fungsi dan tujuan kaligrafi adalah:
1.
Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan peserta didik
melalui penelaahan jenis, bentuk, dan sifat fungsi, alat, bahan, proses dan
teknik dalam membuat prosuk karya seni.
2. Mengembangkan kemampuan intelektual, imajinatif,
ekspresif, kepekaan rasa estetik, kreatif, ketrampilan dalam menghargai
terhadap hasil karya seni.
3.
Secara estetis, kaligrafi memiliki
unsur keindahan, hias dan plastisitas bentuk serta kekayaan ragam aksesoris dan
iluminasinya yang menumbuhkan rasa estetika yang mendalam.
4.
Kejelasan tulisan dan keindahan
kaligrafi memudahkan informasi dan komunikasi baik di kalangan guru maupun
peserta didik.[6]
Tujuan paling penting dari pengajaran
kaligrafi ini adalah penggalian dan peningkatan rasa cinta kepada Al Qur’an
hingga dapat mencapai puncak kecintaan. Semoga ilmu yang didapatkan dapat
bermanfaat dan menambah keberkahan.
D.
Hubungan antara Khath Arab dengan Islam
Seni khat lahir hampir bersamaan
dengan kelahiran Islam. Wahyu yang diterima oleh Rasulullah S.A.W. sejak awal
lagi telah dicatat oleh para sahabat pada daun kayu, tulang dan sebagainya
sehinggalah Al-Quran itu sempurna. Ini berarti seni khat diperlukan untuk
mengabadikan Al-Quran dalam bentuk penulisan. Oleh karena itu, peranan seni
khat dalam sejarah perkembangan Islam adalah yang paling utama dan mengatasi
cabang seni yang lain (Noraini 2009).
Islam datang dengan membawa beberapa
faktor tentang perlunya penggunaan tulisan yang semakin bertambah luas ruang
penggunaannya. Bidang penulisan telah memasuki era baru yang bergemerlapan
dengan kedatangan Islam. Selepas penghijrahan Nabi ke Madinah, seni khat telah
menjadi manifestasi bagi suatu perubahan yang agung yang mengatasi
perkembangannya selama tiga abad sebelum itu. Dengan turunnya lima ayat pertama
kepada Nabi s.a.w yang dimulai dengan firman Allah s.w.t.: Iqra’ ( bacalah ), maka
penulisan telah memperoleh kepentingan suci yang sehingga kini masih kukuh
terpelihara Kemudian turun pula ayat-ayat lain yang sering mengaitkan penulisan
dengan sumber ketuhanan dan memerintahkan penggunaannya sehinggalah tulisan
mendapat kedudukannya dalam kehidupan umat Islam sebagai salah satu keperluan
asas (Mohd Bakhir 2007).
Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad dalam bahasa Arab dengan
perantaraan malaikat Jibril. Baginda menerima wahyu dan menyiarkannya sampai
wafat pada tahun 632 M, sesudah itu wahyu tidak turun lagi dan penyebarannya
dari orang mukmin yang satu kepada yang lain secara lisan oleh para Huffaz
(mereka yang hafal al-Qur'an dan dapat membaca dalam hati).
Pada tahun 633, sejumlah huffaz ini terbunuh dalam peperangan yang
timbul setelah wafatnya Nabi. Ini memberikan peringatan kepada kaum Muslimin,
khususnya Umar bin Khatab. Umar mendesak Khalifah pertama Abu Bakar supaya
mengerjakan penulisan al-Qur'an. Juru tulis Nabi, Zayd bin Thabit diperintahkan
menyusun dan mengumpulkan wahyu ke dalam sebuah kitab, yang kemudian ditetapkan
oleh Khalifah ketiga, Usman, pada tahun 651. Penyusunan yang disuci ini
kemudian disalin ke dalam empat atau lima edisi yang serupa dan dikirim ke
wilayah-wilayah Islam yang penting untuk digunakan sebagai naskah kitab yang
baku.[7]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Pengertian khat dari segi bahasa : memindahkan
ide-ide dari alam pemikiran, kekuatan imaginasi kepada alam nyata atau metarial
seperti kertas, kulit, batu dan sebagainya melalui hasil kerja pena dan tangan.[8]
setengah ahli bahasa menyamakan makna khat dengan tulisan simbolik, kaligrafi dan hireografi.
2.
Kegiatan berkaligrafi atau khat diberikan untuk
menumbuhkan rasa keindahan dan artistik sehingga membentuk sikap kreatif,
apresiatif dan kritis.
3.
Tujuan mempelajari khad Arab bagi para
mahasiswa jurusan kependidikan antara lain untuk memberikan bekal kepada mahasiswa
sebagai calon guru tentang teknik penulisan arab yang benar, baik dan indah,
sekaligus memperkenalkan pengetahuan dan pemahaman tentang hakikat Seni
Kaligrafi Islam. Terutama untuk calon pendidik agama Islam, yang akan banyak
mengimplementasikan tulisan – tulisan Arab dalam proses pembelajaran nantinya.
4.
Seni khat lahir hampir bersamaan dengan
kelahiran Islam. Wahyu yang diterima oleh Rasulullah S.A.W. sejak awal lagi
telah dicatat oleh para sahabat pada daun kayu, tulang dan sebagainya
sehinggalah Al-Quran itu sempurna. Ini berarti seni khat diperlukan untuk
mengabadikan Al-Quran dalam bentuk penulisan. Oleh karena itu, peranan seni
khat dalam sejarah perkembangan Islam adalah yang paling utama dan mengatasi
cabang seni yang lain
B.
Saran
1.
Bagi
para pendidik hendaknya memanfaatkan seni kaligrafi Islam sebagai penunjang
dalam proses pembelajaran.
2.
Bagi
umat Islam pada umumnya agar selalu mendukung dan ikut serta dalam melestarikan
seni kaligrafi Islam sebagai sarana dzikir pada Allah SWT.
C.
Kata Penutup
Demikian
makalah sederhana ini kami susun. Terima kasih atas
antusias dari pembaca yang sudi menelaah dan mengimplementasikan isi makalah
ini. Saran dan kritik konstruktif tetap kami harapkan sebagai bahan perbaikan.
Sekian.
DAFTAR PUSTAKA
Fauzan, Suwito,. Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008.
Ensiklopedia
Islam Untuk Pelajar, Jilid 5.2001).
[7] Suwito Fauzan,
Sejarah Sosial Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2008), hlm. 48.
Post a Comment for "KHOT ARAB"