BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pakistan
muncul dalam peta dunia sebagai negara merdeka pada Agustus 1947, sebagai
akibat dari pembagian wilayah kekuasaan Inggris atas India. Pakistan memiliki
dua sayap wilayah yaitu Pakistan Barat dengan luas 310.403 mil2 dan Pakistan
Timur dengan luas 55.126 mil2, dan kemudian pada tahun 1971 Pakistan Timur
menyatakan kemerdekaan dan berganti nama dengan Bangla Desh. Dua wilayah
tersebut dipisahkan oleh lebih dari 1000 mil teritorial India dan juga dipisahkan
oleh laut sepanjang 3000 mil. Pakistan
memiliki areal tanah yang luas yang kaya dengan beragam lahan dan budaya.
Penduduk Pakistan yang mencapai sekitar 122.8 juta jiwa merupakan bangsa muslim
terbesar kedua di dunia dengan presentase beragama islam mencapai 97% dan
sisanya beragama Kristen, Hindu, Budha, dan Parsi.
Sedangkan
India memiliki luas tanah 3.287.263 km2 dengan jumlah penduduk lebih dari 844
juta jiwa. Mayoritas penduduknya beragama Hindu sebesar 83% dan yang beragama
Islam sebesar 12%, serta sisanya beragama Kristen, Sikhs, dan Jains.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di
atas, maka penulis mempunyai rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana kondisi pendidikan yang
ada di Negara India dan Pakistan?
2.
Bagaimana kebijakan pendidikan di
Negara India dan Pakistan?
3.
Bagaimana sistem pendidikan di
Negara India dan Pakistan?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah
ini adalah untuk :
1.
Mengetahui kondisi pendidikan di Negara India dan
Pakistan.
2.
Mengetahui kebijakan pendidikan
di Negara India dan Pakistan.
3.
Mengetahui sistem pendidikan di
kedua negara tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kondisi Pendidikan
1.
Kondisi Pendidikan di India
Negara India memiliki beberapa
universitas terbaik di dunia, seperti BITS, ISB, IITs, NITs, IISc, IIMs, AIIMS.
Namun mereka masih harus mengatasi tantangan dalam pemenuhan pendidikan dasar
guna mencapai angka 100% melek huruf. Pendidikan dasar dan wajib yang bersifat
universal, disertai dengan tantangan untuk menjaga anak-anak dari keluarga
kurang mampu untuk bersekolah, serta menjaga kualitas pendidikan di daerah
pedalaman, telah menjadi kendala terberat untuk menuntaskan target tersebut.[1]
Perkembangan ilmu pengetahuan di
bidang pertanian, nutrisi, obat serta industri, oleh para pendidik india diakui
harus memiliki hubungan dengan pendidikan
dan modernisasi. Ilmu-ilmu sosial dan prilaku belum digunakan secara efektif
dalam menyelesaikan persoalan dan hambatan yang dihadapi oleh masyarakat yang
sedang berubah.
Pada tahun 1947, Jawaharlal Nehru
menyatakan bahwa seluruh dasar pendidikan di India harus diubah secara
revolusioner. Namun para tokoh pendidik di India mengakui sampai pada tahun
1965 tidak ada perubahan apapun. India dengan cepat mencoba memodernisasi
dengan menempatkan banyak sumber dan kepemimpinan untuk diprioritaskan pada
pelayanan pembangunan disemua sektor, salah satunya sektor pendidikan. Namun pada
awal tahun 1960 mulai tampak ketidakcakapan dalam hal tersebut sehingga pada
tahun 1964 pemerintah India mengangkat komisi pendidikan tingkat tinggi untuk
memberi nasihat kepada pemerintah tentang pola pendidikan nasional di seluruh
jenjang dan aspeknya.
Kemudian hasil laporan dari
komisi ini diterbitkan pada tahun 1966 yang merupakan analisis pertama mengenai
kondisi pendidikan di India. Komisi ini mempunyai kontribusi yang sangat penting
yaitu hasil laporan yang diterbitkan yang berbentuk statistik pendidikan, telah
menunjukkan hasil berupa angka drop out dan gagal sekolah. Hal ini menguatkan
argument dari para pendidik yang menuntut adanya perbaikan dan perubahan mutu
pendidikan. Namun kondisi ini mampu terus berkembang baik seiring dengan
berkembangnya kebijakan pemerintah India dalam menangani pendidikan.[2]
2.
Kondisi Pendidikan di Pakistan
Salah satu tujuan pendidikan Pakistan
(1998-2010) adalah memperluas pendidikan dasar kualitatif dan kuantitatif
dengan menyediakan kesempatan sebesar-besarnya akses gratis bagi tiap anak pada
pendidikan. Pemerintah Pakistan berupaya keras memperbaiki pendidikan untuk
mencapai target yang diharapkan. Namun kondisi pendidikan yang ada, terutama
pada anak-anak perempuan di pedesaan sangatlah memprihatinkan. Fasilitas
pendidikan bagi anak perempuan sangat kurang dan terdapat perbedaan gender
dalam pendidikan.
Tujuan program tidak hanya untuk
melaksanakan pendidikan dasar kualitatif dan kuantitatif, tapi juga
mengidentifikasi kesempatan dan hambatan terhadap inovasi dan perubahan di
sekolah-sekolah, masyarakat dan dinas pendidikan. Program tersebut diluncurkan untuk
memastikan bahwa lebih banyak anak akan memiliki akses terhadap pendidikan
berkualitas.
Pakistan berada pada urutan ke
135 dari 177 negara dalam hal indeks perkembangan penduduk (Human
Development Index 2005). HDI adalah
rangkuman pendapatan bersih negara perkapita, tingkat melek huruf, dan harapan
hidup. Tingkat pendaftaran pendidikan di Pakistan hanya 46% dan merupakan
jumlah terendah di Asia Selatan. Jumlah anak-anak yang tidak sekolah mencapai
13 juta dari 50 juta anak usia 5-9 tahun.
Pencapaian anak-anak perempuan
terus tertinggal dalam hal pendidikan dibanding tingkat pencapaian anak laki-laki.
Ada banyak hambatan dan alasan sosial yang melatari ketimpangan ini, misalnya selain
tempat tinggal yang jauh dari lembaga sekolah, juga kurangnya fasilitas
pendidikan bagi anak-anak perempuan, kemiskinan, dan tenaga kerja anak-anak.
Masalah putus sekolah sangat serius dan presentase putus sekolah sebelum
menyelesaikan kelas 5 sangat tinggi yang mencapai 56%.
Kemiskinan sangat berhubungan
dengan buruh anak. Salah satu alasan yang paling umum mengapa anak tidak
sekolah adalah karena keluarga mereka membutuhkan tenaga mereka untuk bekerja.
Hambatan-hambatan tersebut jelas
menunjukkan bahwa tujuan mencapai pendidikan untuk semua tidaklah mudah, perlu
komitmen yang sungguh-sungguh dan perencanaan sistematis untuk memastikan
inkluisi semua anak, terutama anak-anak perempuan dalam pendidikan di pedesaan
pakistan.[3]
B.
Kebijakan Pendidikan
1.
Kebijakan Pendidikan di India
Komitmen India untuk
menyebarluaskan pengetahuan dan kebebasan berfikir di kalangan penduduk
direfleksikan dalam kebijakan pada undang-undangnya. Pada pasal 45 dinyatakan
bahwa negara berupaya untuk menyediakan pendidikan wajib secara gratis selama
10 tahun, dan bagi anak-anak hingga mereka mencapai usia 14 tahun. Adapun pasal
29 ayat 1 menyatakan bahwa warga negara yang memliki ragam bahasa dan tulisan
mendapatkan perlakuan khusus secara ekonomi.
Sejak 1976, pemerintah pusat
telah menetapkan untuk bertanggung jawab atas pembiayaan dan pengaturan standar
pendidikan dasar sampai menengah, dan mengadakan koordinasi dengan program
pendidikan tinggi. Pemerinah juga memberikan kesempatan yang sama dalam
pendidikan umum.
Pada tahun 1985, pemerintah
memutuskan bahwa kebijkan pendidikan diambil berdasarkan ketentuan parlemen
federal, sedangkan pemerintah hanya bertindak sebagai pelaksana. Namun kemudian
pada tahun 1986, terjadi kasus masjid babri di kashmir antara pihak islam dan
hindu. Umat hindu mengklaim bahwa kaum muslim telah mendirikan masjid di tanah
kelahiran dewa rama yang dianggap suci bahkan islam dianggap telah
menghancurkan kuil mereka di tanah tersebut hingga menyulut konflik yang
berkepanjangan.
Berkaitan dengan konflik
tersebut, pemerintah memberlakukan kebijakan yang diharapkan mampu meredam
ketegangan antar keduanya, antara lain :
a.
Program penyetaraan pendidikan
sekolah dasar dan pemberantasan buta huruf.
b.
Mengenalkan nilai warisan budaya
india, persamaan derajat manusia, demokrasi, kesetaraan gender, pengenalan
keluarga kecil bahagia, dan menanamkan pola pikir ilmiah.
c.
Program pendidikan bagi siswa
yang memiliki bakat khusus.
d.
Pembaharuan pelaksanaan
pendidikan yang rutin dilakukan tiap 5 tahun sekali.
Kemudian pada tahun 1990, India membentuk
komite modifikasi kecil yang bekerja selama 2 tahun yang berfungsi untuk
merevisi program jangka panjang dalam bidang pendidikan.[4]
2.
Kebijakan pendidikan di Pakistan
Sejak awal kemerdekaannya pada
tahun 1947, Pakistan telah menekankan Pendidikan Nasional untuk merealisasikan
cita-cita pendirian Republik Islam Pakistan. Itu disebabkan Pakistan adalah
negara Republik Islam yang mengimplementasikan ajaran al-Qur’an dan al-Hadits
dalam kehidupan modern termasuk bidang pendidikan.
Karakter idiologi Pakistan yang
khas berdasarkan Islam mewujudkan sistem pendidikan yang utuh dan penting bagi
warga Islam. Pendidikan agama wajib bagi semua pelajar muslim untuk semua
tingkat. Kebijakan pendidikan yang ditempuh oleh Pemerintpah Pakistan, terwujud
dengan ciptaan sistem nasional yang terpadu, yakni menjembatani 2 sistem
pendidikan yang telah berjalan lama. Ialah sistem pendidikan tradisional dan
keagamaan serta sistem pendidikan modern dan ilmiah.
Pelajar yang masuk maktab,
madrasah, atau dar al-ulum yang merupakan bentuk institusi
tradisional-keagamaan, akan diberikan subsidi sebagaimana yang telah diberikan
kepada institusi pendidikan modern. Dan persiapan untuk memperkenalkan
kurikulum umum kepada pelajar yang berasal dari kedua isntitusi ini sekarang
sudah berjalan dengan baik.
Pemerintah Pakistan menetapkan
pendidikan non co-education, sebab pendidikan co-education
dipandang bertentangan dengan konsep Islam. Namun demikian, pendidikan untuk
wanita secara modern juga diberikan dengan didirikannya lembaga PGGA, itulah
bukti bahwa Pemerintah Pakistan memperhatikan pendidikan bagi kaum wanita.
Pakistan masih menghadapi rerata
melek huruf terendah di asia selatan, dan paling rendah partisipasi kaum perempuannya
adalah dalam pendidikan. untuk jenjang sekolah dasar kaum wanita mengalami
angka drop out tertinggi yang akibatnya pendaftaran pendidikan kaum
perempuan untuk pendidikan jenjang selanjutnya juga terendah.
Upaya peningkatan pendidikan bagi
kaum wanita juga dilakukan oleh kalangan swasta. Di Pakistan, sekolah swasta
sangat banyak jumlahnya melebihi sekolah-sekolah yang dibangun oeh pemerintah.
Sebuah LSM pimpinan Syed Ayub Qutub, PIEDAR, adalah LSM yang khusus bergerak
bagi pengembangan lingkungan serta kemajuan pendidikan kaum perempuan. Tercatat
sekitar 1.400 kaum perempuan telah ikut serta dalam program pengajaran baca
tulis bahasa Urdu dan Inggris serta belajar melakukan perhitungan matematika
dasar sejak itu.[5]
C.
Sistem Pendidikan
1.
Sistem Pendidikan di India
Sistem pendidikan India saat ini
menggunakan pola dan substansi yang diadopsi dari negara barat, di mana pertama
kali diperkenalkan oleh negara Inggris pada abad ke-19.[6]
Secara umum, komisi pendidikan India
telah menetapkan kebijakan sistem pendidikan 10-2-3 tahun usia sekolah. Tingkat
awal 10 tahun terbagi dalam 3 jenjang, yaitu primary (5 tahun), upper
primary (3 tahun), dan secondary (2 tahun). Jenjang berikutnya
ditempuh selama 2 tahun, sebagai persiapan memasuki perguruan tinggi.
Struktur pendidikan sekolah yang
seragan tersebut telah diadopsi oleh seluruh negara bagian dan teritori India.
Meskipun begitu, di lingkungan dan teritori India masih dijumpai sejumlah kelas
yang menyelenggarakan pendidikan dasar (primary), menengah (upper
primary), dan atas (high and higher secondary school).
Pendidikan jurusan, baik tekhnik
maupun bisnis menerapkan pola pendidikan Gandhi, yaitu pembentukan manusia
berkepribadian utuh, kreatif, dan produktif. Pada tahun 1960-1992, kemajuan
minat siswa pada pendidikan kejuruan sangat kecil hanya mencapai 6%. Baru pada
tahun 1995 terjadi lonjakan yang signifikan, sebesar 25% dari keseluruhan siswa
yang mengikutu pendidikan tinggi mengambil jurusan ini.
Berkenaan dengan pendidikan Islam,
strukturnya dilakukan berjenjang pada tingkat terendah (tahtania)
dilaksanakan selama 3 tahun, tingkat menengah (watsania) selama 4 tahun,
dan tingkat atas (fauqania) selama 2 tahun. Kemudian jenjang maulvi
selama 2 tahun, ‘alim selama 2 tahun, dan fadlil selama 2 tahun.
Salah satu madrasah yang dikenal
dengan Jamiatul Banaat yang terletak di Hyderabad, bagian selatan India,
memberikan pendidikan khusus untuk kaum perempuan dengan materi pelajaran
bahasa arab, sastra arab, Alqur’an, tafsir, hadits, dan fikih. Disamping itu
juga memberikan pelajaran kerumah-tanggaan seperti perawatan anak, menjahit,
dan memasak.[7]
2.
Sistem Pendidikan di Pakistan
Sistem pendidikan di Pakistan yang
ada sekarang ini menganut hasil keputusan Komisi Pendidikan Nasional tahun 1959,
yaitu pendidikan dasar (primary education), usia 6 sampai 11 tahun,
terdiri atas tingkat 1 sampai tingkat 5. Jadi pendidikan dasar ditempuh selama
5 tahun. Kemudian sekolah lanjutan tingkat pertama (junior secondary),
usia 12 sampai 15 tahun, terdiri atas tingkat 6 sampai 8, sedangkan sekolah
menengah atas (secondary high school) usia 16 sampai 18 tahun terdiri
atas tingkat 9 dan 10.
Jenjang ini memliki 3 jenis
sekolah, yaitu :
a.
Sekolah umum (general),
sebagai persiapan pendidikan di perguruan tinggi.
b.
Sekolah kejuruan (vocational)
dan
c.
Sekolah tekhnik, sebagaimana di
Indonesia yang berorientasi pada pekerjaan.
Pendidikan tingkat 11 dan seterusnya merupakan
jenjang perguruan tinggi, seorang siswa harus terlebih dahulu melalui
pendidikan sekolah persiapan selama 2 tahun (higher secondary atau
intermediate college), yaitu pendidikan tingkat 11 dan 12. Khusus untuk memasuki
perguruan tinggi yang bersifat kejuruan, para siswa tidak perlu menempuh
sekolah persiapan terlebih dahulu.
Khusus untuk jenjang perguruan
tinggi, sejak pemisahan dengan India tahun 1947, Pakistan hanya memiliki 1
universitas saja, Universitas Punjab di Lahore. Mata kuliyah agama diberikan
sebagai mata kuliyah dasar umum. Universitas ini mendirikan departemen Islamiyat
pada tahun 1950. Setelah itu berdiri berbagai perguruan tinggi lainnya seperti
Universitas Sind yang membuka fakultas sejarah dan kebudayaan Islam sejak awal
tahun 1950-an.
Dalam hal kurikulumnya lembaga
ini dipengaruhi oleh Universitas al Azhar, Mesir. Dalam kajian tradisional-keagamaannya
dimasukkan ilmu ekonomi, sejarah, geografi, statistik, dan filsafat.
Pada tahun 1980 didirikan Universitas
Islam Internasional di Islamabad yang berupaya menyatukan sistem pendidikan
keagamaan dan umum. Baru-baru ini pemerintah Pakistan mendirikan sebuah akademi
yang bergerak di bidang pelatihan dan sekolah menengah atas, yaitu JPSC (jinnah
public school and college).
Di pakistan, dapat dijumpai
berbagai gerakan keagamaan yang mampu menciptakan komunitas muslim yang
sesuai dengan karakternya masing-masing
dengan berbagai bentuk lembaga pendidikannya. Diperkirakan lebih dari 2000
madrasah tingkat menengah dan tingkat tinggi dengan jumlah murid sekitar
316.000 orang ada di negara Pakistan.
Madrasah memainkan perananan
penting karena mampu melestarikan nilai ortodoks Islam, melatih banyak generasi
ulama dan fungsionaris Islam. Madrasah di Pakistan mengajarkan kurikulum yang
disebut dar-i-nizhami, yaitu sebuah mata pelajaran standar bagi semua
madrasah sunni di India, Pakistan, dan Bangladesh. Dalam kurikulum tersebut
terdapat 20 mata pelajaran yang secara luas terbagi atas ilmu-ilmu yang
diwahyukan dan ilmu rasional.
Selain Madrasah, Masjid juga
merupakan bentuk lembaga pendidikan Islam di Pakistan. Jumlah masjid jauh lebih
banyak dari total madrasah. Tidak seperti kebanyakan negara Islam di timur
tengah, jaringan masjid dan madrasah di Pakistan beroperasi di luar kendali
negara serta memliki otonomi yang besar. Di banyak kota yang tidak mempunyai
balai rakyat, selain sebagai tempat ibadah, masjid juga berfungsi sebagai forum
diskusi masalah umum.[8]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
a.
Kondisi pendidikan
·
Menurut hasil laporan komisi
pendidikan yang di terbitkan pada tahun 1966, di India mengalami krisis
pendidikan yang sangat serius. Hasil laporan tersebut menunjukkan hasil drop
out dan gagal sekolah.
·
Pakistan berada pada urutan ke
135 dari 177 negara dalam hal indeks perkembangan penduduk (Human
Development Index 2005). Jumlah anak-anak yang tidak sekolah mencapai 13
juta dari 50 juta anak usia 5-9 tahun.
b.
Kebijakan pendidikan
·
Kebijakan pendidikan pemerintah
india terdapat pada undang-undang pasal 45 dan 29 ayat 1. India juga membentuk
komite modifikasi kecil yang bekerja selama 2 tahun.
·
Pakistan telah menekankan
Pendidikan Nasional untuk merealisasikan cita-cita pendirian Republik Islam
Pakistan. Itu disebabkan Pakistan adalah Negara Republik Islam yang
mengimplementasikan ajaran al-Qur’an dan al-Hadits dalam kehidupan modern
termasuk bidang pendidikan.
c.
Sistem pendidikan
·
Sistem pendidikan India saat ini
menggunakan pola dan substansi yang diadopsi dari negara barat, di mana pertama
kali diperkenalkan oleh negara Inggris pada abad ke-19.
·
Sistem pendidikan di Pakistan
yang ada sekarang ini menganut hasil keputusan Komisi Pendidikan Nasional tahun
1959.
B.
Kata Penutup
Alhamdulilah,
dengan segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
kemurahan-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Kami
telah berupaya semaksimal mungkin dengan segala kemampuan namun kami yakin
hasilnya masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran kami
harapkan.
Akhirnya
kami berdoa semoga makalah ini dapat membawa manfaat dan Allah SWT selalu
menunjukkan kita jalan yang lurus, amin ya robbal alamin...
DAFTAR PUSTAKA
Literatur
Perbandingan Pendidikan Islam, Tarbiyah smt 6A,
http://Perkembangan
Pendidikan di India, AnRul | April 21, 2010
EENET_Asia_newsletter-Edisi_simpossium.pdf
makasih yach, izin copas yach?hehe
ReplyDeletewow thank u
ReplyDeletethis good article