Jenis-Jenis Literasi Yang Harus Dipahami Dalam Gerakan Literasi Sekolah | Literasi sudah menjadi sebuah gerakan yang terprogram, berkala dan terukur dalam sebuah gerakan literasi sekolah yang diprakarsai oleh Kemdikbud Republik Indonesia. Gerakan literasi sekolah inipun sudah disosialisasikan mulai dari tingkat dinas pendidikan provinsi, kabupaten, UPT Dinas Pendidikan tingkat kecamatan hingga ke tingkat satuan pendidikan.
Bagaimana praktiknya dilapagan?
Sudahkah semua sekolah menjalankan aktivitas gerakan literasi sekolah?
Salah satu yang paling fundamental dan paling gampang dilakukan ialah setiap akseptor didik wajib membaca buku perpustakaan setiap hari 10 menit sebelum mulai pembelajaran. Langkah ini ialah langkah kecil untuk menuju langkah besar dari sebuah tujuan gerakan literasi sekolah. Yaitu membuat insan pembelajar sehingga terus berguru sepanjang hayat.
Baca Juga : Penjelasan Singkat Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
Namun, pada faktanya gerakan literasi sekolah tampaknya belum menjadi gerakan konkret di setiap satuan pendidikan. Sekolah-sekolah masih menjalankan kegiatan yang sama dari dulu hingga sekarang. Anak-anak hanya bermain menunggu jam masuk sekolah, sehabis masuk kelas kemudian mendengarkan guru ceramah, mengerjakan soal, mendapatkan PR dan pulang sekolah. Sistem pendidikan ini tampaknya sudah mengakar besar lengan berkuasa sehingga sulit melaksanakan perubahan atau pembaharuan pada cara pembelajaran di sekolah.
Gerakan literasi sekolah sesungguhnya bertujuan mendorong siswa untuk membudayakan membaca dan menulis sehingga anak terus berguru tanpa harus diperintah. Namun, literasi tidak hanya sebatas pada menulis dan membaca saja. Terlebih dijaman modern menyerupai kini ini, model literasi juga mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Bagaimana praktiknya dilapagan?
Sudahkah semua sekolah menjalankan aktivitas gerakan literasi sekolah?
Salah satu yang paling fundamental dan paling gampang dilakukan ialah setiap akseptor didik wajib membaca buku perpustakaan setiap hari 10 menit sebelum mulai pembelajaran. Langkah ini ialah langkah kecil untuk menuju langkah besar dari sebuah tujuan gerakan literasi sekolah. Yaitu membuat insan pembelajar sehingga terus berguru sepanjang hayat.
Baca Juga : Penjelasan Singkat Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
Namun, pada faktanya gerakan literasi sekolah tampaknya belum menjadi gerakan konkret di setiap satuan pendidikan. Sekolah-sekolah masih menjalankan kegiatan yang sama dari dulu hingga sekarang. Anak-anak hanya bermain menunggu jam masuk sekolah, sehabis masuk kelas kemudian mendengarkan guru ceramah, mengerjakan soal, mendapatkan PR dan pulang sekolah. Sistem pendidikan ini tampaknya sudah mengakar besar lengan berkuasa sehingga sulit melaksanakan perubahan atau pembaharuan pada cara pembelajaran di sekolah.
Gerakan literasi sekolah sesungguhnya bertujuan mendorong siswa untuk membudayakan membaca dan menulis sehingga anak terus berguru tanpa harus diperintah. Namun, literasi tidak hanya sebatas pada menulis dan membaca saja. Terlebih dijaman modern menyerupai kini ini, model literasi juga mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Jenis-Jenis Literasi Untuk Mendukung Gerakan Literasi Sekolah
- Literasi Dasar (Basic Literacy), literasi jenis ini bertujuan utnuk mengoptimalkan kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung. Dalam literasi dasar, kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing) berdasar pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
- Literasi Perpustakaan (Library Literacy), lebih lanjut, sehabis mempunyai kemampuan dasar maka literasi perpustakaan untuk mengoptimalkan Literasi Perpustakaan yang ada. Maksudnya, pemahaman perihal keberadaan perpustakaan sebagai salah satu terusan mendapatkan informasi. Pada dasarnya literasi perpustakaan, antara lain, menawarkan pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi acuan dan periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai penjabaran pengetahuan yang memudahkan dalam memakai perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga mempunyai pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menuntaskan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.
- Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui banyak sekali bentuk media yang berbeda, menyerupai media cetak, media elektronik (media radio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya. Secara gamblang ketika ini bisa dilihat di masyarakat kita bahwa media lebih sebagai hiburan semata. Kita belum terlalu jauh memanfaatkan media sebagai alat untuk pemenuhan informasi perihal pengetahuan dan menawarkan persepsi positif dalam menambah pengetahuan.
- Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi menyerupai peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta adat dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya, sanggup memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya, juga pemahaman memakai komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya meliputi menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola data, serta menjalankan aktivitas perangkat lunak. Sejalan dengan membanjirnya informasi alasannya perkembangan teknologi ketika ini, diharapkan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat.
- Literasi Visual (Visual Literacy), ialah pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi, yang membuatkan kemampuan dan kebutuhan berguru dengan memanfaatkan materi visual dan audio-visual secara kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang setiap hari membanjiri kita, baik dalam bentuk tercetak, di televisi maupun internet, haruslah terkelola dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak manipulasi dan hiburan yang benar-benar perlu disaring menurut adat dan kepatutan.
Nah itulah jenis-jenis literasi yang harus dipahami dalam gerakan literasi sekolah. Kesemua jenis literasi tersebut harus saling berkaitan, tidak bisa dipisah-pisahkan antara satu dengan yang lain. Maka semoga lebih optimal dalam melaksanakan gerakan literasi sekolah, sekolah harus bisa menfaslitasi semua akseptor didik semoga bisa mengoptimalkan semua jenis literasi di atas. Untuk itu sangat penting bagi sekolah dibantu oleh pihak-pihak terkait atau stakeholder semoga memenuhi sarana dan prasarana di sekolah.
Post a Comment for "Jenis-Jenis Literasi Yang Harus Dipahami Dalam Gerakan Literasi Sekolah"